Hilangnya Ketaatan - Sufyan berkata, “Selama empat bulan aku tidak dapat melakukan shalat malam hanya karena sebuah dosa yang perbuat.”
Ibnu Sirin pernah mengejek orang miskin. Dan karena perbuatannya tersebut, maka Ibnu Sirin terbelenggu utang. Makhul pernah mengatakan kepada seseorang yang menangis bahwa orang tersebut hanya ingin dilihat orang lain (riya’). Dan karena perbuatannya tersebut, maka Ibnu Sirin tidak dapat menangis karena takut kepada Allah swt., selama satu tahun.
Pada hakikatnya, mereka yang menerima hukuman di dunia, tidak lain adalah karena kesayangan Allah kepada mereka yaitu karena hukuman di dunia dapat di tanggung dan cepat berlalu, tidak seperti hukuman diakhirat. Tidak ada sepasang mata pun yang dapat membayangkan kedahsyatannya,tidak ada sepasang telinga pun yang pernah mendengat pedihnya, juga tidak terlintas di hati manusia bagaimana rasa sakitnya.
Rasulullah saw. Bersabda, "Apabila Allah menginginkan kebahagian bagi hamba-Nya, maka Ia akan mempercepat hukumannya di dunia (menghukumnya di dunia). Namun apabila Ia menginginkan keburukan pada hamba-Nya, maka Ia biarkan hamba tersebut dengan dosanya, hingga mendapatkan balasan kelak di hari kiamat.” (Hadits Shahih).
Mereka yang disegerakan hukumannya didunia adalah yang mendekatkan diri kepada Allah. Sebaliknya, orang-orang yang jauh dari rahmat-Nya, Allah biarkan mereka terlena di dunia sehingga mereka menabung hukuman untuk dirinya sendiri di akhirat nanti.
A. Perhatikan Sejenak
Kadang kita mendapati seseorang yang berbuat dosa, namun ia tidak menyadari bahwa Allah swt. Sedang menghukumnya. Ia juga tidak merasakan perubahan nikmat Allah kepadanya. Bagaimana menafsirkan fenomena ini?
Ada beberapa tanda-tanda terhalangnya rahmat Allah, yaitu hilangnya kenikmatan rasa khusyu dan indahnya bermunajar, tidak adanya keinginan untuk meningkatkan frekuensi ketaatan, tidak diterimanya doa-doa, keringnya air mata dan hilangnya isak tangis, kerasnya hati dan hilangnya pengaruh nasihat yang diberikan kepadanya. Banyak sekali orang yang terhalang dari rahmat Allah swt, namun jarang sekali yang merasakannya.
B. Wahai SaudarakuBetapa sering matamu menyaksikan hal-hal yang diharamkan, namun jarang sekali ia meneteskan air mata penyesalan. Betapa sering kamu absen dari sholat subuh, hingga sinarlah cahaya dari wajahmu. Betapa sering kamu memakan harta haram, hingga tercerabut keberkahan dari-nya. Betapa sering kamu menikmati suara musik, sehingga kamu lupa membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an. Betapa hatimu dipenuhi dengan kecintaan terhadap dunia, hingga ia mengabaikan akhirat. Ketahuilah bahwa akhirat tidak dapat diduakan dengan hal lain.
C. Mutiara HikmahIbrahim bin Adham berkata, “Banyak melihat hal-hal yang batil (diharamkan), mengakibatkan pengetahuan terhadap kebenaran lenyap dari dalam hati. “
Dr. Khalid Abu SyadiSeri Penyegaran Iman
Malang, Jum’ah 8 Rabiul Awal 1432 H
Agus Candra Kurniawan
www.agusckurniawan.blogspot.com