Banyak orang yang karena jarang sakit atau tidak pernah sakit, merasa bahwa kesehatan yang ia rasakan adalah hasil usahanya sendiri tanpa ada keterlibatan pihak lain. Ada juga orang yang karena kayanya, merasa bahwa kekayaan yang ia peroleh adalah karena kepandaiannya mengelola usaha. Tidak ada campur tangan dan keterlibatan pihak lain. Ada juga orang yang karena pandainya lupa dari mana ia mendapat kepandaian itu. Ia merasa pandainya adalah hasil belajar giatnya.
Manusia ketika mendapat nikmat memang cenderung lupa. Kelebihan yang dimilikinya justru menjadikan ia sombong dan tidak mau mengakui adanya pihak lain yang berperan dengan kesuksesannya. Orang-orang semacam ini merasa dirinya kuat dan mampu mengendalikan dirinya sendiri.
Padahal kalau mau jujur, sebenarnya manusia sangatlah lemah. Coba kita lihat! Pernahkah kita bertanya pada diri kita, siapa yang memerintah jantung kita tetap berdetak ketika kita tidur? Siapa juga yang menyuruh paru-paru kita memompa udara. Padahal kita sering lupa dan jarang memikirkannya kecuali ketika sesak nafas menyerang kita. Belum lagi organ tubuh lain. Mereka bekerja dan beraktifitas tanpa kita suruh atau kita perintah. Organ tubuh kita itu tunduk kepada Allah sebagai penciptanya. Mereka tetap bergerak, berdetak tanpa kita kendalikan. Jangankan ciptaan Allah yang kecil seperti manusia. Langit, bumi, matahari, bulan semuanya tunduk kepada Allah. Allah berfirman: "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing_ tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (Al A'rof :54)
Mari, tanyakan pada diri kita sendiri! Apakah jika jantung berhenti berdetak kita bisa memerintahkan saat itu juga agar jantung kita berdetak kembali? Sungguh tidak mungkin. Hal yang sama juga terjadi pada seluruh organ tubuh yang ada pada manusia. Apakah dengan keadaan ini manusia masih akan menyombongkan diri? Masihkah hati ini menolak adanya kekuatan dan kebesaran Allah? Sungguh manusia adalah dholim dan bodoh. Allhu A'lam.